Syair Imam Umar Muhdhor Bin Abdurrahman Assegaf
"Man Ana Laulakum"
Lirik Lagu Man Ana Laulakum Dengan Tulisan Arab, Latin, dan Terjemah Bahasa Indonesia :
مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ
كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ
Man ana man ana, man ana laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum
(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)
مَا سِوَىَ وَلَا غَيْرَكُمْ سِوَاكُمْ
لَا وَمَنْ فِي الْمَحَبَّةْ عَلَيَّ وَلَاكُمْ
Maa siwaaya wa laa ghoirokum siwaakum
Laa wa man fiil mahabbah 'alayya wulaakum
(Tiada selainku juga tiada selainnya terkecuali engkau - Tiada siapapun di dalam cinta selain engkau dalam hatiku)
أَنْتُمْ أَنْتُمْ مُرَادِي وَأَنْتُمْ قَصْدِي
لَيْسَ أَحَد فِي الْمَحَبَّة سِوَاكُمْ عِنْدِي
Antum antum muroodii wa antum qoshdii
Laisa ahadun fiil mahabbati siwaakum 'indii
Kalianlah, kalianlah dambaanku dan yang ku inginkan. Tiada seorangpun dalam cintaku selain engkau di sisiku
مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ
كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ
Man ana man ana, man ana laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum
(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)
مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ
كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ
Man ana man ana, man ana laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum
(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)
كُلَّمَا زَادَنِى فِى هَوَاكُمْ وَجْدِي
قُلْتُ يَا سَادَتِي مُحْجَتِي تَفْدَاكُمْ
Kullamaa zaadanii fii hawaakumwajdii
Qultu yaa saadatii muhjatii tafdaakum
Setiap kali bertambah rasa cintaku dan rinduku padamu. Maka berkata hatiku: wahai tuanku, semangatku telah siap tuk menjadi tumbal keselamatan dirimu.
لَوْ قَطَعْتُمْ وَرِيْدِيْ بِحَدِّ مَاضِي
قُلْتُ وَالله أَنَا فِى هَوَاكُمْ رَاضِي
Lau qotho’tum wariidii bihaddi maadlii
Qultu wallaahi ana fii hawaakum roodlii
Jika kau menyembelih urat nadiku dengan pisau yang berkilauan tajam. Kukatakan: Demi Allah aku rela gembira (ridho) demi cintaku padamu.
مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ
كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ
Man ana man ana, man ana laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum
(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)
أَنْتُمُ فِتْنَتِي فِى الهَوَا وَمُرَادِي
مَا ِرِضَايَ سِوَى كُلُ مَا يَرْضَاكُم
Antum fitnatii fiil hawaa wa muroodii , maa ridlooya siwaa kullu maa yardlookum
Engkaulah yang menyibukkan segala hasrat dan tujuanku, tiada ridho yang aku inginkan terkecuali segala sesuatu yang membuat mu ridho
مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ
كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ
Man ana man ana, man ana laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum
(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)
كُلَّمَا رُمْتُ إِلَيْكُم نَهَوْ مَنْ أَسْلَك
عَوَقَتْنِيْ عَوَائِق أَكَاد أَنْ أَهْلِك
Kullamaa rumtu ilaikum nahau man aslak , ‘awaqotnii ‘awaa-iq akaad an ahlik
Setiap kali ku bergejolak cinta padamu selalu terhalang untuk aku melangkah, mereka mengganjalku dengan perangkap yang banyak hampir saja aku hancur
مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ
كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ
Man ana man ana, man ana laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum
(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)
فَادْرِكُوا عَبْدَكُم مِثْلُكُمْ مَنْ أَدْرَكْ
وَارْحَمُوا بِا المَحَبَّةِ قَتِيْل بَلْوَاكُم
Fadrikuu ‘abdakum mitslukum man adrok , warhamuu bil mahabbah qotiil
balwaakum Maka tolonglah budak kalian ini, dan yang seperti kalianlah golongan yang suka menolong, dan kasihanilah kami dengan cinta kalian, maka cinta kalian membunuh dan memusnahkan musibahku.
مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ
كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ
Man ana man ana, man ana laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum
(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)
Keutamaan Guru Dalam Islam
Peran Guru dalam mencari ilmu agama memanglah sangat penting, hal ini juga untuk mejaga sanad agar tetap tersambung hingga sampai Rasulullah Saw.
Di dalam Islam, guru memiliki banyak keutamaan seperti menurut sebuah hadis yang menyebutkan, “Sesungguhnya Allah, para malaikat dan semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, sampai semut yang ada di liangnya dan juga ikan besar, semuanya bershalawat kepada muallim (orang yang berilmu dan mengajarkannya) yang mengajarkan kebaikan kepada manusia (HR. Tirmidzi).
0 $type={blogger}:
Posting Komentar