Syair Man Ana Laulakum Dengan Tulisan Arab, Latin, dan Terjemah Bahasa Indonesia

Syair Imam Umar Muhdhor Bin Abdurrahman Assegaf

"Man Ana Laulakum"



Syair atau lagu qasidah Man Ana belakangan ini sangat populer dan banyak dilantunkan oleh grup-grup hadroh hingga artis ternama. Isi dari syair ini menjelaskan tentang penghormatan seseorang terhadap gurunya.

"Kasidah Man Ana  diciptakan oleh Al-Imam Al-Habib Umar Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf. Sebelum qasidah ini populer, ternyata dulu kerap di baca oleh guru kita, Al Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa yang sering melantunkannya di hadapan Guru Mulia Al-Musnid Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz" Dikutip dari pecihitam.org

Lirik Lagu Man Ana Laulakum Dengan Tulisan Arab, Latin, dan Terjemah Bahasa Indonesia :

مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ 
 كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ

Man ana man ana, man ana laulaakum

Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum

(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)


مَا سِوَىَ وَلَا غَيْرَكُمْ سِوَاكُمْ 
 لَا وَمَنْ فِي الْمَحَبَّةْ عَلَيَّ وَلَاكُمْ

Maa siwaaya wa laa ghoirokum siwaakum

Laa wa man fiil mahabbah 'alayya wulaakum

(Tiada selainku juga tiada selainnya terkecuali engkau - Tiada siapapun di dalam cinta selain engkau dalam hatiku)


أَنْتُمْ أَنْتُمْ مُرَادِي وَأَنْتُمْ قَصْدِي 
 لَيْسَ أَحَد فِي الْمَحَبَّة سِوَاكُمْ عِنْدِي

Antum antum muroodii wa antum qoshdii

Laisa ahadun fiil mahabbati siwaakum 'indii

Kalianlah, kalianlah dambaanku dan yang ku inginkan. Tiada seorangpun dalam cintaku selain engkau di sisiku


مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ 
 كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ

Man ana man ana, man ana laulaakum

Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum

(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)


مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ 
 كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ

Man ana man ana, man ana laulaakum

Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum

(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)


كُلَّمَا زَادَنِى فِى هَوَاكُمْ وَجْدِي 
 قُلْتُ يَا سَادَتِي مُحْجَتِي تَفْدَاكُمْ

Kullamaa zaadanii fii hawaakumwajdii 

Qultu yaa saadatii muhjatii tafdaakum

Setiap kali bertambah rasa cintaku dan rinduku padamu. Maka berkata hatiku: wahai tuanku, semangatku telah siap tuk menjadi tumbal keselamatan dirimu.


لَوْ قَطَعْتُمْ وَرِيْدِيْ بِحَدِّ مَاضِي 
 قُلْتُ وَالله أَنَا فِى هَوَاكُمْ رَاضِي

Lau qotho’tum wariidii bihaddi maadlii

Qultu wallaahi ana fii hawaakum roodlii

Jika kau menyembelih urat nadiku dengan pisau yang berkilauan tajam. Kukatakan: Demi Allah aku rela gembira (ridho) demi cintaku padamu.


مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ 
 كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ

Man ana man ana, man ana laulaakum

Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum

(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)


أَنْتُمُ فِتْنَتِي فِى الهَوَا وَمُرَادِي 

 مَا ِرِضَايَ سِوَى كُلُ مَا يَرْضَاكُم 

Antum fitnatii fiil hawaa wa muroodii , maa ridlooya siwaa kullu maa yardlookum 

Engkaulah yang menyibukkan segala hasrat dan tujuanku, tiada ridho yang aku inginkan terkecuali segala sesuatu yang membuat mu ridho 


مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ 
 كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ

Man ana man ana, man ana laulaakum

Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum

(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)


كُلَّمَا رُمْتُ إِلَيْكُم نَهَوْ مَنْ أَسْلَك 

 عَوَقَتْنِيْ عَوَائِق أَكَاد أَنْ أَهْلِك 

Kullamaa rumtu ilaikum nahau man aslak , ‘awaqotnii ‘awaa-iq akaad an ahlik 

Setiap kali ku bergejolak cinta padamu selalu terhalang untuk aku melangkah, mereka mengganjalku dengan perangkap yang banyak hampir saja aku hancur 


مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ 
 كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ

Man ana man ana, man ana laulaakum

Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum

(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)


فَادْرِكُوا عَبْدَكُم مِثْلُكُمْ مَنْ أَدْرَكْ 

 وَارْحَمُوا بِا المَحَبَّةِ قَتِيْل بَلْوَاكُم 

Fadrikuu ‘abdakum mitslukum man adrok , warhamuu bil mahabbah qotiil 

balwaakum Maka tolonglah budak kalian ini, dan yang seperti kalianlah golongan yang suka menolong, dan kasihanilah kami dengan cinta kalian, maka cinta kalian membunuh dan memusnahkan musibahku.


مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُمْ 
 كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُمْ

Man ana man ana, man ana laulaakum

Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum

(Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru) - Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian)


Keutamaan Guru Dalam Islam

Peran Guru dalam mencari ilmu agama memanglah sangat penting, hal ini juga untuk mejaga sanad agar tetap tersambung hingga sampai Rasulullah Saw.

Di dalam Islam, guru memiliki banyak keutamaan seperti menurut sebuah hadis yang menyebutkan, “Sesungguhnya Allah, para malaikat dan semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, sampai semut yang ada di liangnya dan juga ikan besar, semuanya bershalawat kepada muallim (orang yang berilmu dan mengajarkannya) yang mengajarkan kebaikan kepada manusia (HR. Tirmidzi).

Share on Google Plus

About berkah istiqomah

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 $type={blogger}:

Posting Komentar